Kenali Tanda Awal Skoliosis dan Cara Deteksinya Sejak Dini

24 Desember 2024

Dalam kondisi normal, pada saat seseorang berdiri dengan tegak maka bahu kanan dan kiri memiliki ketinggian yang rata. Namun, terkadang ada masalah kesehatan tertentu yang menyebabkan perbedaan ketinggian bahu, sehingga membuat seseorang terlihat miring saat berdiri maupun berjalan. Salah satunya penyebabnya adalah skoliosis. 

Apa Itu Skoliosis?

Skoliosis adalah suatu kondisi di mana tulang belakang melengkung ke samping, membentuk seperti huruf S atau C. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Meskipun penyebab pasti skoliosis seringkali tidak diketahui, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko, seperti faktor genetik atau gangguan saraf dan otot. 

Skoliosis yang didiagnosis pada masa remaja seringkali berlanjut hingga dewasa. Tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang dapat mempengaruhi perkembangan kondisi ini. Semakin besar kelengkungannya, semakin tinggi pula kemungkinan skoliosis akan memburuk. Oleh karena itu, penting bagi Anda yang pernah mengalami skoliosis untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter dengan tujuan memantau kondisi tulang belakang. 

Tanda-Tanda Awal Skoliosis 

Skoliosis seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, beberapa tanda yang perlu Anda waspadai diantaranya:

  • Salah satu bahu lebih tinggi dari sisi yang lain.
  • Pinggul tidak rata.
  • Tulang belikat yang menonjol lebih ke satu sisi.
  • Tubuh condong ke satu sisi.
  • Pakaian yang tidak rata saat dipakai.
  • Nyeri punggung.
  • Masalah pernapasan karena kurangnya area di dada untuk paru-paru mengembang. 

Penyebab Skoliosis

Penyebab skoliosis seringkali tidak dapat dipastikan. Namun, ada beberapa penyebab umum yang dapat diidentifikasi oleh dokter, antara lain: 

  • Cerebral palsy, sekelompok gangguan sistem saraf yang mempengaruhi gerakan, pembelajaran, pendengaran, penglihatan, dan pemikiran.
  • Distrofi otot, sekelompok kelainan genetik yang menyebabkan kelemahan otot.
  • Cacat lahir yang mempengaruhi tulang belakang bayi, seperti spina bifida.
  • Cedera tulang belakang atau infeksi.

Pentingnya Deteksi Dini 

Deteksi dini skoliosis sangat penting, karena penanganannya yang tepat pada tahap awal dapat mencegah perkembangan kelengkungan tulang belakang yang lebih parah. Pemeriksaan fisik dan rontgen adalah cara yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis skoliosis. 

Beberapa proses diagnosis untuk mendeteksi skoliosis adalah:

Pemeriksaan Fisik

Melalui pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa postur tubuh, simetri tubuh, dan fleksibilitas tulang belakang. Dokter juga akan memeriksa adanya tonjolan tulang rusuk, perbedaan panjang kaki, atau ketidaksejajaran bahu dan pinggul. Selanjutnya, dokter akan meminta pasien membungkuk ke depan. Jika ada kelengkungan tulang belakang, maka akan terlihat jelas pada saat membungkuk.

Pemeriksaan Penunjang 

  • Rontgen: Pemeriksaan ini adalah yang paling umum dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis skoliosis. Rontgen akan menunjukkan tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang dan lokasi kelengkungan.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): Pemeriksaan ini dapat memberikan gambar yang lebih detail dari tulang belakang dan jaringan lunak di sekitarnya. MRI seringkali digunakan untuk mencari penyebab skoliosis yang mendasari, seperti tumor atau infeksi.
  • CT Scan: Pemeriksaan ini dapat memberikan gambar penampang melintang dari tulang belakang. CT scan seringkali digunakan untuk stabilitas tulang belakang. 

Pengobatan Skoliosis 

Pengobatan skoliosis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang, usia penderita, dan faktor lainnya. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin meliputi, yaitu: 

Pengamatan

Jika kelengkungan tulang belakang ringan dan tidak berkembang, dokter mungkin hanya akan memantau perkembangan skoliosis secara berkala. Hal ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan rontgen secara teratur. Jika kelengkungan tulang belakang tidak bertambah parah, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. 

Braces

Braces atau korset dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan skoliosis pada remaja. Braces bekerja dengan cara memberikan tekanan pada tulang belakang untuk membantu meluruskannya. Braces biasanya digunakan selama 16-23 jam per hari, dan harus digunakan sampai tulang berhenti tumbuh. 

Fisioterapi

Fisioterapi dapat membantu memperkuat otot punggung dan meningkatkan postur tubuh. Latihan fisioterapi juga dapat membantu mengurangi nyeri punggung yang terkait dengan skoliosis. 

Operasi

Operasi mungkin diperlukan untuk meluruskan tulang belakang dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Operasi biasanya hanya dilakukan pada kasus yang parah, yaitu ketika kelengkungan tulang belakang lebih dari 45 derajat. Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan skoliosis. 

Penggunaan Obat Penghilang Rasa Sakit

Obat penghilang rasa sakit, seperti acetaminophen (Tylenol) dan ibuprofen (Advil) dapat membantu meredakan nyeri punggung yang terkait dengan skoliosis.

Terapi Alternatif

Terapi alternatif seperti akupuntur dan yoga dapat membantu meredakan nyeri punggung dan meningkatkan fleksibilitas.

Skoliosis adalah kondisi yang dapat diatasi jika terdeteksi sejak dini. Dengan mengetahui tanda-tanda awal dan melakukan pemeriksaan secara rutin, Anda dapat mencegah perkembangan skoliosis yang lebih parah dan meningkatkan kualitas hidup. 

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang skoliosis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis tulang belakang di Spine Center RS Premier Bintaro. Layanan unggulan Spine Center ini menawarkan layanan untuk diagnosis dan pengobatan skoliosis, dengan menggunakan teknologi terkini dan pendekatan yang komprehensif. Yuk, segera jadwalkan konsultasi sekarang!

Hubungi Kami

Untuk informasi dan buat janji temu dokter