Imunisasi Pada Diabetisi

17 April 2024

Imunisasi Adalah

Imunisasi atau vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi, yaitu secara aktif berusaha untuk menimbulkan daya tahan (tubuh) yang spesifik terhadap suatu penyakit infeksi, dengan menggunakan “vaksin”.

Masalah penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi telah berjalan baik di kalangan anak. Cakupan imunisasi pada anak di beberapa daerah telah mencapai 80%. Sebenarnya untuk orang dewasa imunisasi juga amat bermanfaat dalam upaya mencegah penyakit infeksi. Penelitian di Negara maju menunjukan bahwa imunisasi pada orang dewasa dapat mencegah kematian 10 kali lipat dibandingkan dengan anak. Nyatalah imunisasi tidak hanya bermanfaat untuk anak, namun juga amat bermanfaat bagi orang dewasa.

Tetapi, imunisasi pada orang dewasa kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan imunisasi pada anak, sehingga imunisasi pada orang dewasa belum dijalankan dengan luas, padahal dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk berusia lanjut serta kelompok orang yang potensial mengalami penurunan daya tahan tubuh (antara lain : “Diabetes”), maka imunisasi pada orang dewasa akan sama pentingnya dengan anak-anak.

 

Mengapa Imunisasi Pada Diabetisi

Imunisasi disarankan pada semua penyandang diabetes (diabetisi), terlebih lagi pada yang berusia 60 tahun (“lanjut usia = lansia “) dan lebih. Ada 2 macam imunisasi yang disarankan, yaitu imunisasi terhadap influenza dan pneumonia (infeksi paru), karena :

  • Infeksi saluran napas dan paru-paru adalah penyakit infeksi yang banyak dijumpai.

  • Diabetes adalah salah satu penyakit yang potensial dapat menurunkan daya tahan tubuh dalam melawan infeksi, terlebih lagi bila diabetesnya tidak terkendali dengan baik.

  • Kelompok “lansia” secara alamiah akan mengalami penurunan sistem daya tahan tubuhnya, sehingga rentan terhadap infeksi.

  • Penyandang diabetes (diabetisi) berisiko 3 kali lebih mungkin untuk meninggal dunia karena influenza atau pneumonia dibanding dengan mereka yang non-diabetes.

  • Penyandang diabetes (diabetisi) berisiko 6 kali lebih mungkin dirawat inap di Rumah Sakit karena komplikasi flu dibanding dengan mereka yang non-diabetes.

 

Tentang Influenza

Influenza atau flu adalah penyakit menular pada pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Keadaan ini dapat menyebabkan penyakit ringan sampai berat, dan terkadang dapat menyebabkan kematian. Di AS setiap tahun 5 – 20% penduduknya yang terkena flu, lebih dari 200.000 diantaranya dirawat inap di RS karena komplikasi flu, dan 36.000 dari jumlah tersebut meninggal dunia.

Beberapa kelompok penduduk, antara lain lansia, balita dan mereka yang mempunyai problem kesehatan, misalnya “diabetes”, adalah kelompok risiko tinggi untuk mendapatkan komplikasi flu yang serius.

Gejala-gejala flu antara lain adalah demam (biasanya tinggi), nyeri kepala, kelelahan berat, batuk kering, nyeri telan tenggorok, pilek/hidung tersumbat, nyeri otot, gejala-gejala perut misalnya mual, muntah dan diare.

Komplikasi atau penyulit dari flu antara lain ialah pneumonia (infeksi paru), infeksi telinga dan sinus, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), dan perburukan dari problem kesehatan menahun yang sudah ada seperti kegagalan jantung, asma dan “diabetes”.

Virus flu menyebar dan menular dari satu orang ke orang lain terutama melalui batuk dan bersin. Terkadang seseorang dapat tertular karena menyentuh suatu benda yang sudah terkontaminasi virus flu, dan kemudian menyentuh mulut atau hidungnya sendiri.

Mereka yang didalam tubuhnya terinfeksi virus flu dapat menularkan virus tersebut mulai 1 hari sebelum timbulnya gejala sampai 5 hari kemudian. Ini berarti bahwa seseorang dapat menularkan virus flu kepada orang lain sebelum orang tersebut jatuh sakit (flu).

Satu-satunya cara terbaik mencegah flu adalah mendapatkan “Imunisasi Flu” persetiap tahun.

 

Imunisasi Flu

Semua diabetisi disarankan untuk mendapatkan imunisasi flu setiap tahun. Waktu terbaik untuk mendapatkan imunisasi ini adalah dibulan Oktober s/d November, tetapi imunisasi dibulan-bulan berikutnya tetap bermanfaat, karena “musim flu” yang bervariasi di tiap-tiap daerah.

Vaksin flu berbentuk suntikan, berisi virus flu yang sudah dimatikan, sangat aman digunakan. Kurang lebih dua minggu setelah disuntikan, mulai terbentuklah (oleh tubuh kita) zat anti yang mampu melindungi tubuh dari infeksi virus flu. Efektivitas vaksin ini adalah 88-89%. Bila setelah imunisasi, kemudian tetap terkena flu, maka flu tersebut lebih ringan, sehingga tetap dapat mengurangi risiko rawat inap di RS atau kematian.

Terdapat beberapa kriteria yang tidak disarankan untuk melakukan imunisasi flu, antara lain :

  • Alergi berat terhadap telur ayam.

  • Reaksi yang berat terhadap vaksin flu diwaktu yang lalu.

  • Sedang sakit dengan demam (ditunda sampai gejalanya berkurang).

 

Tentang Pneumonia

Pneumonia atau infeksi paru adalah penyakit yang serius bagi siapapun, tetapi bagi penyandang diabetes (diabetisi), terlebih lagi yang sudah lansia, penyakit ini akan berlangsung lebih lama dan dapat lebih berat sehingga perlu dirawat inap di RS, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Selain karena virus flu, infeksi paru atau pneumonia dapat disebabkan karena „Bakteri Pneumokok“ yang dapat disebarkan dan ditularkan dari selaput lendir hidung dan tenggorokan seseorang kepada orang lain dengan batuk, bersin atau bersinggungan dengan lendir saluran napas.

Infeksi paru karena bakteri pneumokok akan menimbulkan gejala berupa demam tinggi yang mendadak, batuk, sesak napas, yang sedemikian beratnya sampai menyebabkan kegagalan pernapasan dan berakhir dengan kematian sebagai komplikasinya. Di AS setiap tahun 10.000 orang meninggal dunia karena infeksi ini.

Vaksin pneumokok dapat mencegah terjadinya infeksi paru yang berat karena bakteri pneumokok, keperluan rawat inap di RS dan kematian.

 

Imunisasi Pneumonia

Vaksin pneumokok aman digunakan, karena tidak mengandung bakteri hidup. Vaksinnya berbentuk suntikan, sama seperti vaksin flu, disuntikan di lengan atas. Setelah penyuntikan mungkin akan terasa agak sakit dan kemerahan ditempat suntikan yang akan hilang dengan sendirinya dalam 1 atau 2 hari kemudian.

Imunisasi dapat diberikan kapanpun sepanjang tahun. Semua penyandang diabetes (diabetisi) terlebih lagi yang sudah lansia, dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi pneumonia, dan perlu diulang 5 – 10 kemudian. Efektivitas vaksin ini 90%.

Vaksin pneumokok dapat diberikan bersama-sama dengan vaksin flu.


Informasi & buat janji temu Dokter hubungi:

dr. AB Wardoyo, Sp.PD
Penyakit Dalam View Schedule
Loading data...